Friday, July 10, 2015

Survei: Di bawah Pemerintahan Jokowi, Kondisi Ekonomi Indonesia Makin Memburuk

Standard
 Berdasarkan hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) , kondisi perekonomian Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi makin memburuk. (metrotvnews.com)
 Berdasarkan hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) , kondisi perekonomian Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi makin memburuk. (metrotvnews.com)
Jakarta.  Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, kondisi perekonomian Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo memburuk. Penilaian ini dibandingkan dengan kondisi perekonomian tahun lalu.
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengatakan, sebanyak 31,5 persen responden menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih buruk dibanding tahun terakhir masa jabatan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden keenam RI. Jika dibandingkan dengan survei dalam periode yang sama, tahun lalu hanya 28,3 persen koresponden yang menyatakan kondisi ekonomi lebih buruk.
“Sejak dilantik sebagai Presiden pada Oktober 2014 hingga menjelang setahun, kondisi ekonomi nasional cenderung berubah dari positif menjadi negatif,” kata Djayadi saat memaparkan hasil survei di Jakarta, dikutip dari kompas.com, Kamis (9/7/15).
Sementara itu, hanya 22,4 persen koresponden yang menyatakan perekonomian lebih baik. Presentase itu mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 31,2 persen.
Djayadi menuturkan, turunnya penilaian masyarakat itu akibat kebijakan Presiden Jokowi di bidang ekonomi. Setelah dilantik, Jokowi memutuskan untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). “Akibatnya, mereka harus membeli BBM lebih mahal. Kemudian harga sembako juga lebih mahal dan harga transportasi juga lebih mahal,” ujarnya.
Kondisi tersebut, kata Djayadi, semakin buruk akiba kesulitan masyarakat dalam memperoleh lapangan pekerjaan. “Kalau ekonomi masyarakat langsung merasakannya,” ujarnya.
Survei ini dilaksanakan pada 25 Mei – 2 Juni 2015 terhadap 1.220 responden di 34 provinsi. Adapun metode yang digunakanmultistage random sampling dengan tingkat margin of error 2,9 persen.
Sementara itu, dikutip dari pikiran-rakyat.com, Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2015 sebesar 4,7 persen, melambat dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2014 sebesar 5,1 persen.
BPS juga mencatat akibat pertumbuhan ekonomi melambat, tingkat pengangguran juga meningkat yaitu dari 7,15 juta orang menganggur pada Februari 2014 menjadi 7,45 juta orang menganggur pada Februari 2015.
Sedangkan Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Monica Wihardja mengatakan perlambatan ekonomi Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan dan pemerintah harus berhati-hati terhadapnya.

0 comments:

Post a Comment